Rabu, 12 Maret 2014

Media Pembelajaran Matematika



Beberapa siswa menganggap bahwa mata pelajaran matematika ini merupakan mata pelajaran yang sangat sulit, namun ada diantaranya yang merasa mata pelajaran matematika ini merupakan pelajaran yang menarik karena menantang. Mungkin rasa sulit ini telah beranak pinak hingga berumur puluhan atau bahkan mungkin ratusan tahun. Para guru belum ada yang bisa secara tuntas untuk menyelesaikan masalah kesulitan tentang matematika ini kepada para siswa. pastilah beberapa orang tua pun akan merasakan pusing tujuh keliling apabila putra atau putrinya memiliki masalah yang seperti ini.

Banyak orang sekali orang tua yang mengambil jalan penyelesaian dalam menangani masalah ini salah satunya dengan mengikutsertakan putra atau putrinya dalam mengikuti bimbingan belajar atau les private. Sebenarnya cara ini tidak sepenuhnya salah, akan tetapi hal tersebut di rasa hanya sebagai alternative darurat saja. Penyelesaian lebih
yang relatif permanen yaitu dengan menumbuhkan motivasi yang kuat dalam diri putra atau putri akan kebutuhan dan keuntungan dalam mempelajari matematika. Meskipun terdengar mudah sebenarnya pekerjaan ini cukup sulit untuk dilakukan, mengingat bahwa masalah tersebut telah begitu menumpuk. Jadi masalah ini merupakan tugas yang relatif berat untuk para orang tua dan guru dalam mengatasi masalah ini.

Untuk masalah di atas kini sudah mulai dapat tertangani dengan adanya media pembelajaran matematika, dengan media ini putra dan putri tersebut dapat dengan mudah untuk menangkap dan mengerti dalam mengerjakan tugas atau soal-soal yang di berikan oleh para pendidik atau guru.

Geogebra merupakan salah satu media pembelajaran matematika. Geogebra ini adalah sebuah software dinamis yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk mempelajari mata pelajaran matematika. Geogebra ini dikembangkan untuk membanti proses belajar mengajar matematika di sekolah oleh Markus Hohenwarter di perguruan tingginya Universitas Florida Atlantic.

Berikut adalah kegunaan dari Geogebra :

1. Sebagai media pembelajaran matematika

2. Sebagai alat bantu dalam membuat bahan ajar matematika

3. Untuk mempermudah dalam menyelesaikan soal-soal matematika.

Inti Kurikulum 2013: Penyederhanaan, Tematik-Integratif


Memasuki bulan ke 6 tahun 2013 ini, Kurikulum 2013 belum di laksanakan dalam pendidikan di Indonesia. Hal ini memang karena penerapapan memang memerlukan beberapa tahapan untuk menerapkankurikulum 2013 tersebut.

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI pada 22 November 2012. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line) pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak. Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.

Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, danbudaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.

Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

Menambah Jam Pelajaran
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.








Skema 1. menyajikan tentang Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran. Sedang gambar 1. menggambarkan tentang strategi meningkatkan capaian pendidikan, yang digambarkan melalui sumbu x (efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan prefesionalitas guru), y (pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi) dan z (lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran).
Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran. Di banyak negara, seperti AS dan Korea Selatan, akhirakhir ini ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui juga bahwa perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat. Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negara yang tingkat pendidikannya berada di peringkat satu dunia, singkatnya pembelajaran didukung dengan pembelajaran tutorial yang baik.

Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di antaranya; (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.




Skema 2 menggambarkan tentang kesenjangan kurikulum yang ada pada konsep kurikulum saat ini dengan konsep ideal. Kurikulum 2013 mengarah ke konsep ideal. Sedang skema 3 menjelaskan alasan terhadap pengembangan kurikulum 2013
Dikutip dari “Uji Publik Kurikulum 2013: Penyederhanaan, Tematik-Integratif” kemdiknas.go.id

Incoming search terms:

·         pengertian kurikulum 2013
·         definisi kurikulum 2013
·         pengembangan kurikulum 2013
·         penjelasan kurikulum 2013
·         inti kurikulum 2013
·         apa itu kurikulum 2013
·         tematik integratif
·         kompetensi inti kurikulum 2013
·         tematik
·         arti Kurikulum 2013