Senin, 26 Agustus 2013

Si Malin Kundang Jadi Batu

Pada suatu waktu, hiduplah sebuah keluarga nelayan di pesisir pantai wilayah Sumatra. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu dan seorang anak laki-laki yang diberi nama Malin Kundang. Karena kondisi keuangan keluarga memprihatinkan, sang ayah memutuskan untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan mengarungi lautan yang luas.

Seminggu, dua minggu, sebulan, dua bulan bahkan sudah berganti tahun, ayah Malin Kundang tidak juga kembali ke kampung halamannya. Sehingga ibunya harus menggantikan posisi ayah Malin Kundang untuk mencari nafkah.
Malin Kundang termasuk anak yang cerdas tetapi sedikit nakal. Ia sering mengejar ayam dan memukulnya dengan sapu. Suatu hari ketika Malin Kundang sedang mengejar ayam, ia tersandung batu dan lengan kanannya luka terkena batu.  Luka tersebut menjadi berbekas dilengannya dan tidak bisa hilang.
Setelah beranjak dewasa, Malin Kundang merasa kasihan dengan ibunya yang banting tulang mencari nafkah untuk membesarkan dirinya. Ia berpikir untuk mencari nafkah di negeri seberang dengan harapan nantinya ketika kembali ke kampung halaman, ia sudah menjadi seorang yang kaya raya.  Malin Kundang tertarik dengan ajakan seorang nakhoda kapal dagang yang dulunya miskin sekarang sudah menjadi seorang yang kaya raya.

Sabtu, 06 Juli 2013

Perjalanan Tiada Penghujung


Aku melangkah kaki menyusuli jalan-jalan yang berliku
Penuh dengan duri berbisa
Sehingga hatiku terluka terguris tanpa disedari
Aku teruskan perjalanan ini
Walaupun semakin aku berjalan, aku semakin jauh dari destinasi yg dituju
Ku cuba kuatkan semangat
Hari semakin kelam
Malam mula menjelma
Aku masih sendiri mencari arah
mencari arah tujuan yang entah ke mana harus ku bawa diri

Kaki semakin lemah
Badan semakin lesu
Aku tiada upaya meneruskan perjalanan
Sudah berapa kali aku jatuh tersungkur
Ku pujuk hati bangkit perlahan-lahan
Meneruskan perjalanan yg tiada penghujungnya ini

Terlalu jauh perjalanan ini ku lalui
Hati semakin rasa siksanya
Tapi aku tidak lupa berdoa pada Illahi
Berikan aku kekuatan
Smooga masih ada sisa²-sisa semangat juang
Untuk ku teruskan hingga ke noktah terakhir
Aku percaya
Ada sesuatu menantiku
Aku terus bersabar, walaupun ku sendirian
Tanpa teman bicara
Tanpa sahabat meluah kata
Hanya pada Allah tempat aku mengadu
Smoga ada benih kejayaan menantiku dihadapan