Selasa, 16 Oktober 2012

statistika


1.       Jelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian kuantitatif!
Jawab :
Langkah-langkah yang harus dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut:
a.     Menentukan latar belakang masalah
Latar belakang masalah memuat hal-hal yang melatarbelakangi  dilakukannya penyelidikan, apa hal yang menarik untuk melakukan penyelidikan biasanya kerana adanya kesenjangan antara kesenjangan antara yang seharusnya dan kenyataan. Dalam bahagian ini dimuat deskripsi singkat wilayah penyelidikan dan juga jika diperlukan hasil penyelidikan penyelidik sebelumnya.
b.     Identifikasi, Pemilihan, Sumber  dan Perumusan Masalah
Ø  Identifikasi Masalah
Masalah penyelidikan dapat diidentifikasi sebagai adanya kesenjangan antara apa yang seharusnya dan apa yang ada dalam kenyataan, adanya kesenjangan informasi atau teori dan sebagainya.
Ø  Pemilihan Masalah
-    Mempunyai nilai penyelidikan (asli penting dan dapat diuji)
-    Feasible/dapat dilaksanakan (waktu dan kondisi)
-    Sesuai dengan kualifikasi penyelidik
-    Menghubungkan dua pembolehubahan atau lebih
Ø  Sumber Masalah
Bacaan, seminar, diskusi, pengamatan, pengalaman, hasil penyelidikan terdahulu, dan lain-lain.
Ø  Perumusan Masalah 
-    Dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya
-    Jelas dan padat
-   Dapat menjadi dasar dalam merumusan hipotesis dan judul penyelidikan
Selain itu terdapat kriteria yang dapat dipakai sebagai pegangan untuk merumuskan masalah, iaitu sebagai berikut :
-         Masalah yang dirumuskan harus mampu menggambarkan penguraian tentang gejala-gejala yang dimilikinya dan bagaimana kaitan antara gejala satu dengan gejala lainnya.
-         Masalah harus dirumuskan secara jelas
-         Masalah yang baik hendaknya dapat memancing pembuktian lebih lanjut secara empirikal.

c.      Perumusan Tujuan dan Manfaat Penyelidikan
Ø  Tujuan penyelidikan adalah suatu pernyataan tentang apa yang akan kita cari/ capai dari masalah penyelidikan.
Ø  Manfaat penyelidikan mencakup manfaat teoritis dan praktis
d.     Kajian Pustaka
Ø  Manfaat kajian Pustaka
Ø  Untuk memperdalam  pengetahuan tentang masalah yang dikaji
Ø  Menyusun kerangka teori yang menjadi kerangka pemikiran
Ø  Untuk menajamkan konsep yang digunakan sehingga memudahkan perumusan hipotesis
Ø  Untuk menghindari terjadinya pengulangan penyelidikan
e.     Pembentukan Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan landasan pemikiran yang membantu arah penyelidikan, pemilihan konsep, perumusan hipotesis dan memberi kerangka orientasi untuk klasifikasi dan analisis data.
f.       Perumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban (kesimpulan awal) terhadap masalah penyelidikan yang secara  teori dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya. Hipotesis merupakan kristalisasi dari kesimpulan teoritik yang diperoleh dari kajian pustaka.
g.     Validiti/kesahan dan Reliabiliti/kesahihan Instrumen
h.     Penetapan Kaedah Penyelidikan
i.        Pembuatan Rekabentuk Penyelidikan
j.       Pengumpulan Data
k.     Pengolahan, Analisis dan Interpretasi Hasil Penyelidikan
l.        Menyusun Laporan Penyelidikan

2.       Apakah yang disebut dengan generalisasi?
Jawab :   Generalisasi adalah suatu penarikan kesimpulan berdasarkan data yang telah disajikan.
Apakah generalisasi selalu benar? Jelaskan!
Jawab:    Tidak, karena suatu generalisasi hanya berdasarkan opini atau pendapat sehingga belum tentu penarikan kesimpulan yang didapat tercatat semua. Dan juga ada kalanya data yang kita terima dapat berubah-ubah, sehingga data tidak selalu benar dan bersifat sementara.

3.       Apakah dalam suatu penelitian yang menggunakan sampel kesalahan generalisasi dapat diketahui? Jelaskan alasannya!
Jawab :   Suatu  penelitian yang menggunakan sampel kesalahan generalisasi bisa juga diketahui. Misalnya pendataan jumlah penduduk Bumiayu dalam satu kecamatan terdapat 2.000.000 penduduk. Jumlah penduduk yang memiliki kulkas tercatat 35% dari 2.000.000 penduduk atau sama dengan 700.000 penduduk. Dan sisanya yang tidak memiliki kulkas 65% atau 1.300.000 penduduk. Jadi 700.000 penduduk yang memiliki kulkas disebut ruang sampel sedangkan 1.300.000 sisanya disebut populasi.

4.       Jenis statistika apakah yang digunakan dalam sensus penduduk?
Jawab :   Dalam sensus penduduk untuk mempermudah mengetahui kenaikan atau penurunan jumlah penduduk dari data sebelumnya biasanya jenis data statistik yang digunakan adalah diagram batang dan grafik.
                 Contoh diagram batang mengenai jumlah penduduk kota Banten dari tahun 2000 – 2008.

 

5.       Berikan contoh skala nominal, ordinal, interval dan rasio masing-masing 5 contoh.
Jawab :
a.     Skala Nominal
Skala nominal adalah skala pengukuran yang hanya menunjukan perbedaan tanpa jarak yang jelas.
Contohnya :
Ø Islam = 5 ; Hindu = 2; Kristen = 4; Budha = 1; Katolik = 3.
Ø Herbivora = 1; Karnivora = 2; Omnivora = 3.
Ø Berdarah dingin = 1; Berdarah panas = 2.
Ø Lurus = 1; Bergelombang = 2; Ikel = 3.
Ø Tinggi = 1; Pendek 2
b.     Skala Ordinal
Skala ordinal adalah skala pengukuran yang disamping menunjukan perbedaan juga menunjukan jenjang/tingkatan tetapi jarak atar skala/jenjang/skala yang tak sama. Bisa juga dalam bentuk kategori dan memiliki peringkat.
Contohnya :
Ø Tingkat kecerdikan
-         Manusia      = 10                         -      Tikus       = 4                     
-         Kancil           = 8                           -      Kelinci    = 3                     
-         Kera              = 7                           -      Semut    = 1
Ø Merk Laptop                 Ranking
Appale                            : 1
Tosiba                             : 2
Accer                              : 3
Ø Merk Minuman           Ranking
Aqua                               : 1
Adi                                   : 2
Dafa                                : 3
Ø Merk Hp                        Rangking
Blackbary          : 1
Nokia                  : 2
Samsung                        : 3
Motorola           : 4
Ø Struktus Organisasi
Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, Bendahara, Seksi-seksi.
c.      Skala Interval
Skala interval adalah skala yang mempunyai jarak jika dibandingkan dengan jarak lain sedangkan itu diketahui dengan pasti.
Contohnya :
Ø Jarak Semarang – Magelang 70km, sedangkan Semarang – Jogja 101km, maka selisih Magelang – Jogja yaitu 31km.
Ø Pemandian air panas Buaran Rp. 2.500,- sedangkan pemandian air panas Paku Jati Rp. 2.000,-. Maka selisih biaya kedua pemandian tersebut adalah Rp. 5.000,-.
Ø SMPN 1 Bumiayu sudah terakreditasi dengan standar Internasional dengan gedung yang megah dan fasilitas yang memadai sehingga proses belajar berjalan efektif dan efisien. Sedangkan di MTS An-Nuriyah masih swasta dengan standar Nasional dengan fasilitas yang terbatas sehingga proses belajar kurang berjalan efektif dan efisien.
Ø Nilai IP Ani 3,75, sedangkan IP Sholeh 3,35, maka selisih IP mereka 0,40.
Ø Agus berlari 100m dalam waktu 3menit 45detik, sedang Ihsan berlari 100m dalam waktu 5menit. Maka selisih waktu yang mereka tempuh adalah 1menit 15detik.
d.     Skala Rasio
Skala rasio merupakan skala perbandingan. Contohnya :
Ø Berat badan Pak Karto 70 kg, sedangkan Andi 35 kg. Jadi berat badang Andi setengah dari berat badan Pak Karto.
Ø Pembayaran air bulan Agustus lalu Rp 10.000,- sedangkan bulan ini naik menjadi Rp 30.000. Jadi pembayaran air bulan ini naik tiga kali lipat dari bulan sebelumnya.
Ø Toko Pak Amin menjual roti pisang dengan harga Rp. 1000,- sedang warung Ibu Ani menjual roti pisang yang sama dengan harga Rp. 1500,-. Jadi Toko Pak Amin menjual roti pisang dengan harga yang lebih murah dibanding warung Ibu Ani.
Ø Usia Pak Amir 58 tahun sedangkan umur Pak Mahmud 65 tahun. Jadi usia Pak Amir lebih muda di bandingkan usia Pak Mahmud.
Ø Jumlah penjualan kemarin mendapat keuntungan Rp. 100.000,- sedangkan jumlah penjualan hari ini mendapat keuntungan Rp. 150.000,-
Jadi keuntungan hari ini lebih banyak di bandingkan kemarin.
Untari Puji Astuti

Minggu, 14 Oktober 2012

Apakah Matematika Itu Ilmu Atau Filsafat??


ILMU DAN MATEMATIKA
PENDAHULUAN
Dalam filsafat ilmu pengetahuan mempelajari esensi atau hakikat ilmu pengetahuan tertentu secara rasional. Filsafat ilmu pengetahuan merupakan cabang filsafat yang mempelajari teori pembagian ilmu, metode yang digunakan dalam ilmu, tentang dasar kepastian dan jenis keterangan yang berkaitan dengan kebenaran ilmu tertentu.
Filsafat ilmu pengetahuan merupakan salah satu cabang yang mempersoalkan mengenai masalah hakikat pengetahuan. Yang dimaksud dalam hal ini adalah suatu ilmu pengetahuan kefilsafatan yang secara khusus hendak memperoleh pengetahuan tentang hakikat pengetahuan.
Dalam filsafat ilmu dipelajari mengenai ilmu dan matematika. Ilmu tanpa matematika  tidak berkembang, matematika tanpa ilmu tak ada keteraturan.
Dengan pengetahuan manusia dapat mengembangkan mengatasi kelangsungan hidupnya, memikirkan hal-hal yang baru dan menjadikan manusia sebagai makhluk yang khas di muka bumi ini.
Dalam tulisan ini hanya di paparkan  pengertian ilmu, pengertian matematika,  hubungan antara ilmu dan matematika. Ilmu dapat dipandang sebagai produk,sebagai proses dan sebagai paradigma ethika.Ia berusaha memahami alam sebagaimana adanya.
A. PENGERTIAN ILMU
Ilmu berasal dari bahasa Arab: ‘alima, ya‘lamu, ‘ilman yang berarti mengerti, memahami benar-benar. Dalam bahasa Inggris ilmu disebut science dan bahasa latin scientia(pengetahuan). Dalam kamus besar bahasa Indonesia Ilmu diartikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan itu.
Ada orang yang menamakannya ilmu, ada yang menamakannya ilmu pengetahuan, dan ada pula yang menyebutnya saint. Keberagaman istilah tersebut adalah suatu usaha untuk melahirkan padanan (meng-Indonesiakan) kata science yang asalnya dari bahasa Inggris.
Dari segi maknanya, pengertian ilmu sepanjang yang dibaca dalam pustaka menunjukkan pada sekurang-kurangnya tiga hal: pengetahuan, aktivitas dan metode. Dalam hal yang pertama dan ini yang terumum, Ilmu senantiasa berarti pengetahuan. Diantara fara filsuf dari berbagai aliran terdapat pemahaman umum bahwa ilmu adalah suatu kumpulan yang sistimatis dari pengetahuan yang dihimpun dengan perantaraan metode ilmiah.
Pengetahuan sesungguhnya hanyalah hasil atau produk dari suatu kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Dengan demikian dapatlah dipahami bilamana ada makna tambahan dari ilmu sebagai aktivitas( atau suatu proses yakni serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh manusia). Menurut Prof Harold H Titus, banyak orang telah mempergunakan istilah ilmu untuk menyebut suatu metode guna memperoleh pengetahuan yang objective dan dapat diperiksa kebenarannya.
Pengertian ilmu sebagai pengetahuan, aktivitas atau metode itu bila ditinjau lebih mendalam sesungguhnya tidak saling bertentangan. Bahkan sebaliknya, ketiga hal itu merupakan kesatuan logis yang mesti ada secara berurutan. Ilmu harus diusahakan dengan aktivitas manusia, aktivitas itu harus dilaksanakan dengan metode tertentu dan aktivitas itu menghasilkan pengetahuan yang sistimatis.
B. PERKEMBANGAN ILMU
Ditinjau dari perkembangannya maka ilmu dibagi dalam tiga tahap yakni:
1. Tahap sistematis
Pada tahap ini ilmu mulai menggolong-golongkan objek empiris kedalam kategori-kategori tertentu yang memungkinkan kita untuk menemukan ciri-ciri yang bersifat umum dari angggota-anggota yang menjadi kelompok tertentu. Ini merupakan pengetahuan manusia mengenali dunia fisik.
2. Tahap komparatif
Pada tahap ini ilmu mulai mencari hubungan yang didasarkan pada perbandingan antara berbagai objek yang kita kaji.
3. Tahap Kuantitatif
Pada tahap ini ilmu mencari hubungan sebab akibat berdasarkan pengukuran yang eksak dari objek yang kita selidiki.
C. PENGERTIAN MATEMATIKA
Matematika diambil dari bahasa Yunani, :(μαθηματικάmathēmatiká) Perkataan itu mempunyai akar kata mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge,science),  secara umum ditegaskan sebagai penelitian pola dari struktur, perubahan,dan ruang: tak lebih resmi, seorang mungkin mengatakan adalah penelitian bilangan dan angka. Dalam pandangan formalis, matematika adalah pemeriksaan aksioma yang menegaskan struktur abstrak menggunakan logika simbolik dan notasi matematika; pandangan lain tergambar dalam filosofi matematika.
Beberapa aliran dalam filsafat matematika:
  1. Aliran Logistik
-         Pelopornya : Immanuel Kant (1724 – 1804)
-         Berpendapat bahwa matematika merupakan cara logis (logistik) yang salah atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris.
-         Matematika murni merupakan cabang dari logika, konsep matematika dapat di reduksikan menjadi konsep logika.
  1. Aliran Intuisionis
-         Pelopornya : Jan Brouwer (1881 – 1966)
-         Berpendapat bahwa matematika itu bersifat intusionis
-         Intuisi murni dari berhitung merupakan titik tolak tentang matematika bilangan. Hakekat sebuah bilangan harus dapat dibentuk melalui kegiatan intuitif dalam berhitung dan menghitung.
  1. Aliran Formalis
-    Pelopornya :  David Hilbert (1862 – 1943)
-  Berpendapat bahwa matematika merupakan pengetahuan tentang struktur formal dari lambang . Kaum formalis menekankan pada aspek formal dari matematika sebagai bahasa lambang dan mengusahakan konsistensi dalam penggunaan matematika sebagai bahasa lambang.
-  Kaum Formalis membantah aliran logistik dan menyatakan bahwa masalah-masalah dalam logika sama sekali tidak ada hubungan dengan matematika
Matematika adalah cara/ metode berpikir dan bernalar. Matematika adalah cara berpikir yang digunakan untuk memecahkan semua jenis persoalan. Matematika bila ditinjau dari segi epistemology ilmu  bukanlah ilmu. Ia lebih merupakan artificial yang bersifat eksak, cermat dan terbebas dari rona emosi. Matematika adalah logika yang telah berkembang, yang memberikan sifat kuantitatif kepada pengetahuan keilmuan.Matematika merupakan sarana berfikir deduktif yang amat berguna untuk membangun teori keilmuan dan menurunkan prediksi-prediksi daripadanya, dan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil kegiatan keilmuan dengan benar dan jelas dan secara singkat dan jelas. Matematika adalah bahasa  yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika mempunyai “artificial” yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya.
D. HAKEKAT MATEMATIKA
1. Matematika sebagai sarana berpikir deduktif
Matematika dikenal dengan ilmu deduktif. Ini berarti proses pengerjaan matematika harus bersifat deduktif. Matematika tidak menerima generalisasi berdasarkan pengamatan( induktif), tetapi harus berdasarkan pembuktian deduktif. Meskipun demikian untuk membantu pemikiran pada tahap-tahap permulaan seringkali kita memerlukan bantuan contoh-contoh khusus atau ilustrasi geometris.
Perlu pula diketahui bahwa baik isi maupun metode mencarikebenaran dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam, apalagi dengan ilmu pengetahuan umum. Metode mencari kebenaran yang dipakai oleh matematika adalah ilmu deduktif, sedangkan oleh ilmu pengetahuan alam adalah metode induktif atau eksperimen. Namun dalam matematika mencari kebenaran itu bisa dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus bisa dibuktikan secara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi, sifat, teori atau dalil itu belum dapat diterima kebenarannya sebelum dapat dibuktikan secara deduktif.Sebagai contoh, dalam ilmu biologi berdasarkan pada pengamatan, dari beberapa binatang menyusui ternyata selalu melahirkan. Sehingga kita bisa membuat generalisasi secara induktif bahwa setiap binatang menyusui adalah melahirkan.
Generalisasi yang dibenarkan dalam matematika adalah generalisasi yang telah dapat dibuktikan secara deduktif. Contoh: untuk pembuktian jumlah dua bilangan ganjil adalah bilangan genap. Pembuktian secara deduktif sebagai berikut: andaikan m dan n sembarang dua bilangan bulat maka 2m+ 1 dan 2n+1 tentunya masing-masing merupakan bilangan ganjil. Jika kita jumlahkan (2m+1) + (2n+1) = 2(m+n+1). Karena m dan n bilangan bulat maka  (m+n+1) bilangan bulat, sehingga 2(m+n+1) adalah bilangan genap. Jadi jumlah dua bilangan ganjil selalu genap.
2. Matematika bersifat terstruktur
Menurut Ruseffendi(Tim MKPBM,2001;25) matematika mempelajari tentang pola keteraturan, tentang struktur yang terorganisasikan. Hal ini dimulai dari unsure-unsur yang tidak terdefinisikan kemudian pada unsure yang didefinisikan, ke aksioma/postulat dan akhirnya pada teorema. Konsep-konsep matematika tersusun secara hierarkis, terstruktur,logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling sederhana sampai pada konsep yang paling kompleks.
Dalam matematika terdapat topik atau konsep prasyarat sebagai dasar untuk memahami topik atau konsep selanjutnya. Ibaratmembangun rumah, maka fondasi harus kokoh. Contohnya konsep bilangan genap. Bilangan genap adalah bilangan bulat yang habis dibagi dua. Sebelum membahas blangan genap, siswa harus memahami dulu konsep bilangan bulat dan pengertian habis dibagi dua sebagai konsep prasyarat.
Dari unsur-unsur yang tidak terdefinisi itu selanjutnya dapat dibentuk unsure-unsur matematika yang terdefinisi. Misalnya segitiga adalah lengkungan tertutup sederhana yang merupakan gabungan dari tiga buah segmen garis.
Dari  unsur-unsur yang tidak terdefinisi dan unsure-unsur yang terdefinisi dapat dibuat asumsi-asumsi yang dikenal dengan aksioma atau postulat. Misalnya:  melalui sebuah titik sembarang hanya dapat  dibuat sebuah garis kesuatu titik yang lain.
Tahap selanjutnya dari unsure-unsur yang tidak terdefiisi , unsure-unsur yang terdefinsi , dan aksioma atau postulat dapat disusun teorema-teorema yang kebenarannya harus dibuktikan secara deduktif dan berlaku umum. Misalnya: jumlah ukuran ketiga sudut dalam sebuah segitiga adalah 180 derajat.
3. Matematika sebagai Ratu dan Pelayan Ilmu
Matematika sebagai ratu atau ibunya ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain dan pada perkembangannya tidak tergantung pada ilmu lain. Dengan kata lain, banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya bergantung dari matematika. Sebagai contoh: banyak teori-teori dan cabang-cabang dari fisika dan kimia yang ditemukan dan dikembangkan melalui konsep kalkulus. Teori mendel pada Biologi melalui konsep pada probabilitas. Teori ekonomi melalui konsep fungsi dan sebagainya.
Dari kedudukan matematika sebagai ratu ilmu pengetahuan matemaika selain tumbuh dan berkembang untuk dirinya sendiri juga untuk melayani kebutuhan ilmu pengetahuan lainnya dalam pengembangan dan operasinya. Cabang matematika yang memenuhi fungsinya seperti yang disebutkan terakhir itu dinamakan dengan matematika Terapan(Applied Mathematic)
4. Matematika sebagai bahasa
Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan. Lambang-lambang matematika baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa itu maka matematika hanyalah merupakan kumpulan unsur-unsur yang mati.
Bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan yang sangat mengganggu karena terkadang mempunyai lebih dari satu arti. Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita berpaling pada matematika. Dalam hal ini dapat kita katakan bahwa matematika adalah bahasa yang berusaha untuk menghilangkan sifat kabur, majemuk, danemosional dari bahasa verbal. Lambang-lambang darimatematika dibuat secara ”artifisial” yakni baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan. Dan bersifat individual yaitu berlaku khusus untuk masalahyang sedang kita kaji.
5. Matematika bersifat kuantitatif
Dengan bahasa verbal kita bisa membandingkan dua objek yang berlainan umpamanya  gajah dan semut, maka kita hanya bisa mengatakan gajah lebih besar daripada semut, kalau ingin menelusuri lebih lanjut berapa besar gajah dibandingkan dengan semut, maka kita mengalami kesulitan dalam mengemukakan hubungan itu, bila ingin mengetahui secara eksak berapa besar gajah bila dibandingkan dengan semut, maka dengan bahasa verbal tidak dapat mengatakan apa-apa.
Matematika mengembangkan konsep pengukuran, lewat pengukuran dapat mengetahui dengan tepat berapa panjang. Bahasa verbal hanya mampu mengemukakan pernyataan yang bersifat kualitatif. Kita mengetahui bahwa sebatang logam bila dipanaskan akan memanjang, tetapi tidak bisa mengatakan berapa besar pertambahan panjang logamnya.
Untuk itu matematika mengembangkan konsep pengukuran, lewat pengukuran , maka kita dapat mengetahui dengan tepat berapa panjang sebatang logam dan berapa pertambahannya bila dipanaskan, Dengan mengetahui hal ini maka pernyataan ilmiah yang berupa pernyataan kualitatif seperti sebatang logam bila dipanaskan akan memanjang, dpat diganti dengan pernyataan matematika yang lebih eksak umpamanya: P1 = Po (1 + n), dimana P1 adalah panjang logam pada temperatur t, Po merupakan panjang logam pada temperatur nol dan n merupakan koefisien pemuai logam tersebut.
E.  KARAKTERISTIK MATEMATIKA
  1. 1. Memiliki obyek yang abstrak
Obyek dasar matematika adalah abstrak dan disebut obyek mental, obyek pikiran yaitu :
a. Fakta
Berupa konvensi-konvensi yang di ungkap dengan simbol tertentu.
Contoh :
  1. ”2” dipahami sebagai bilangan ”doa”
  2. ”5-2” dipahami sebagai ”lima kurang dua”
  3. ”//” bermakna ”sejajar” dan lain-lain
b. Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan sejumlah obyek. Apakah obyek tertentu merupakan konsep atau bukan.
c. Operasi
- Operasi adalah pengerjaan hitung, pengerjaan aljabar, dan pengerjaan matematika yang lain.
- Operasi adalah suatu relasi khusus karena operasi adalah aturan untuk memperoleh elemen tunggal dari satu atau lebih elemen yang diketahui
-   Operasi unair, operasi biner dll
d. Prinsip
- Prinsip adalah obyek matemática yang komplek. Prinsip dapat terdiri dari beberapa fakta, beberapa konsep, yang dikaitkan oleh suatu relasi / operasi
- Prinsip adalah hubungan antara berbagai obyek dasar matemática. Prinsip dapat berupa axioma , teorema, sifat dll
- Skill adalah Prosegur atau suatu kumpulan aturan-aturan yang digunakan untuk menyelesaikan soal matemática
2. Bertumpu pada kesepakatan
Kesepakatan yang amat mendasar adalah axioma dan konsep primitif . Aksioma disebut juga postulat adalah pernyataan pangkal yang tidak perlu di buktikan . Konsep primitif disebut juga undefined term adalah pengertian pangkal yang tidak perlu di definisikan.
3. Berpola pikir deduktif
Kebenaran suatu konsep atau pernyataan yang diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan Antar konsep atau pernyataan dalam matemática bersifat consisten. Proses pembuktian secara deduktif akan melibatkan teori atau rumus matemática lainnya yang sebelumnya sudad di buktikan kebenarannya secara deduktif juga.
4. Memiliki simbol yang kosong dari arti
Contoh : Model persamaan ”x+y=z” belum tentu bermakna bilangan, makna huruf atau tanda itu tergantung dari permasalahan yang mengakibatkan terbentuknya model itu.
5. Memperhatikan semesta pembicaraan
Bila semesta pembicaraannya adalah bilangan maka simbol-simbol diarikan bilangan.
contohnya: jika kita bicara di ruang lingkup vektor a+vektor b =vektor c maka huruf-huruf yang digunakan bukan berarti bilangan tetapi harus di artikan sebagai vektor
6. Konsisten dalam sistemnya
Dalam matematika terdapat banyak sistem. Satu dengan yang lain bisa saling berkaitan tetapi juga bisa saling lepas. Sistem-sistem aljabar : sistem aksioma dari grup , sistem aksioma dari ring , sistem aksioma dari field, dsb. Sistem-sistem geometri : sistem geometri netral, sistem geometri Euclides , sistem geometri non Euclides . Di dalam masing-masing sistem dan struktur itu terdapat KONSISTENSI.
  1. F. PERBEDAAN MATEMATIKA DAN ILMU
Perbedaan matematika dan ilmu adalah:
-          Pembuktian pada matematika tidak di dapat dengan pembuktian empiris melainkan penalaran deduktif
-          Pembuktian  pada ilmu pengetahuan di dapat melalui pembuktian secara empiris.
G. HUBUNGAN ILMU DAN MATEMATIKA
Matematika sangat penting bagi keilmuan, terutama dalam peran yang dimainkannya dalam mengekspresikan model ilmiah. Mengamati dan mengumpulkan hasil-hasil pengukuran, sebagaimana membuat hipotesis dan dugaan, pasti membutuhkan model dan eksploitasi matematis. Cabang matematika yang sering dipakai dalam keilmuan di antaranya kalkulus dan statistika, meskipun sebenarnya semua cabang matematika mempunyai penerapannya, bahkan bidang “murni” seperti teori bilangan dan topologi. Tanpa matematika maka pengetahuan akan berhenti  pada tahap kualitatif yang tidak memungkinkan untuk meningkatkan penalaran lebih jauh. Oleh karena maka dapat dikatakan bahwa ilmu tanpa matematika tidak berkembang.
Beberapa orang pemikir memandang matematikawan sebagai ilmuwan, dengan anggapan bahwa pembuktian-pembuktian matematis setara dengan percobaan. Sebagian yang lainnya tidak menganggap matematika sebagai ilmu, sebab tidak memerlukan uji-uji eksperimental pada teori dan hipotesisnya. Namun, dibalik kedua anggapan itu, kenyataan pentingnya matematika sebagai alat yang sangat berguna untuk menggambarkan/menjelaskan alam semesta telah menjadi isu utama bagi filsafat matematika
KESIMPULAN
  1. Matematika mengakibatkan ilmu mengalami perkembangan dari tahap kualitatif ke kuantitatif.
  2. Fungsi matematika menjadi sangat penting dalam perkembangan berbagai ilmu pengetahuan
  3. Matematika merupakan ilmu deduktif.